Minggu, 29 Januari 2017

Cara Menerapkan Pola Makan Yang Sehat Bagi Anak


Tumbuh kembangnya anak ditentukan oleh banyak faktor, salah satu faktor utama adalah pemenuhan akan kebutuhan gizinya. Pemenuhan akan gizi yang baik dan seimbang ditentukan oleh pola makan sang buah hati dimulai dari janin, balita hingga remaja.
Pola makan yang sehat adalah kunci dalam pemenuhan gizi anak. Pola makan ini diawali dengan pembiasaan pada anak akan makan makanan yang sehat dimulai dari kecil.
Beberapa hal berikut bisa dijadikan acuan dalam penerapan pola makan sehat anak :

  1. Pola makan sehat anak di awali dengan pengaturan waktu makan. Mulai dari kecil anak dan seluruh anggota keluarga harus dibiasakan makan tepat waktu atau dengan pola waktu yang teratur. Keteraturan waktu makan ini juga bagus bagi organ pencernaan sehingga proses penyerapan gizi menjadi lebih optimal.
  2. Sayur adalah salah satu makanan sehat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu selalu sediakan sayur dimeja makan atau pada menu harian anak serta anggota keluarga lainnya. Untuk menghindari kebosanan variasikan sayuran yang dihidangkan, mulai dari jenis sayuran hingga ke cara penyajiannya. Variasi jenis sayuran ini akan bermanfaat bagi kebutuhan dan keseimbangan gizi tubuh. Hal ini tidak hanya berlaku untuk jenis sayuran saja, bisa diterapkan untuk jenis makanan bergizi lainnya.
  3. Banyaknya berbagai jenis junk food atau makanan instant atau makanan siap saji yang tersedia diberbagai tempat tentu menjadi tantangan bagi orang tua dalam menyikapinya. Anak dalam pertumbuhannya tentu ingin mengetahui semua hal yang baru, tidak terkecuali makanan. Bagi beberapa ahli gizi dan ahli psikologi anak, melarang anak mengkonsumsi makanan siap saji adalah ide yang buruk. Karena ketika anak berada diluar rumah rasa ingin tahunya lebih besar untuk mencoba makanan yang tidak pernah dimakannya atau selalu dilarang oleh orang tuanya. Bagi sebagian anak, bila dilarang potensi mereka untuk melampiaskan dalam jumlah yang banyak bisa saja terjadi. Lebih baik anak diberikan batasan jumlah yang dikonsumsinya, paling tidak rasa penasaran mereka bisa terjawab dan orang tua lebih bisa mengkontrolnya. 
  4. Fungsi kontrol adalah unsur utama dalam penerapan pola makan sehat anak. Kebiasaan makan sehat yang sudah dibangun dirumah bisa jadi berantakan jika orang tua tidak memperhatikan kebiasaan makan anak di luar rumah. Atur dan kontrol juga makanan atau jajanan anak di sekolahnya. Pemberian bekal makanan bagi anak untuk dibawa ke sekolah adalah salah satu kebiasaan yang baik yang memberikan manfaat ganda. Selain anak mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi juga bisa menghemat uang jajan si anak atau uang jajan si anak bisa di alihkan untuk hal lain. 
  5. Memberikan pengertian akan pentingnya makanan sehat. Memasuki usia sekolah, anak-anak mulai muncul rasa ingin tahu akan segala hal. Tidak jarang anak selalu mempertanyakan akan menu makanan yang diberikan kepadanya. Sebagai orang tua harusnya mulai bisa memberikan pengertian dan penjelasan kenapa harus makanan sehat yang diberikan kepada anak. Hindari unsur pemaksaan. Pemberian pengertian bisa dibangun dari banyak hal. Mulai dari memberikan contoh langsung ketika anak sakit atau ajak anak-anak berbelanja bahan makanan dipasar atau supermarket hingga mengolah bahan makanan tersebut menjadi makanan secara bersama-sama. Kegiatan ini selain membuat anak mengerti juga akan menimbulkan rasa empati akan apa yang dimakannya.
  6. Anak adalah peniru yang ulung. Hal ini bisa jadi baik bisa juga menjadi bumerang bagi orang tua. Hal – hal yang sudah disampaikan di atas akan sia – sia jika orang tua tidak bisa memberikan contoh yang baik atau sering melakukan hal yang kontradiktif terhadapa pola makan sehat di atas. Oleh karena itu sifat anak yang cenderung peniru bisa dimanfaatkan untuk memberikan contoh yang baik dalam pelaksanaan cara penerapan pola makan yang sehat bagi anak.  Ini tentu selain bermanfaat buat anak juga bermanfaat bagi orang tua dalam menjaga kesehatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar